Pulau ini tidak hanya sekedar menjadi salah satu destinasi yang menunjang iklim pariwisata di kota Mamuju namun pulau ini pun menjadi penyangga hijau yang sangat membatu dengan keberadaannya sebagai lahan hutan. Nama asli dari pulau ini sebenarnya bernama pulau Liutang hanya saja karena keindahan dari perawakan pulau ini begitu sangat mempesona sehingga diibaratkan rembulan atau bulan purnama yang kebetulan ada dalam sebuah lagu yang berjudul Karampuang.
Tak hanya itu, versi lain dari penamaan pulau ini karena adanya sejarah masalalu yang konon katanya pulau ini menjadi tempat persembunyian para raja dari kejaran tentara Belanda, di masa kolonialisme. Persembunyian dinamakan Karampuang sebab kata itu disusun dari Kara artinya karang, batu, atau pulau; dan Puang artinya bangsawan, ningrat, raja (maradika). Dari gabungan dua kata itu membentuk sebuah arti pulau para raja atau pulau para bangsawan.
Inilah yang menjadi awal mula nama Karampuang melekat hingga saat ini menjadi istilah nama populer dari pulau yang satu ini.
Letak Pulau ini pun sangat mudah dijangkau karena hanya berjarak sekitar tiga kilometer dari kota Mamuju, atau berkisar 20 menit menggunakan katinting lewat dermaga kota Mamuju yang terdapat di area tempat pelelangan ikan Kasawi. Dari dermaga ini, teman-teman bisa menyewa perahu motor yang tersedia, biasa disebut dengan sebutan katinting.
Pulau Karampuang memiliki keindahan bawah laut yang sangat keren, berupa terumbu karang dan biota laut lainnya yang mengagumkan, disertai dengan airnya yang bersih dan jernih. Hal inilah yang membuat siapapun yang berkunjung kesini pastinya wajib untuk berenang atau menyelam, untuk semakin memperjelas keindahan pesona bawah laut dari pulau yang satu ini. Bisa melalui skin diving (selam dangkal) dan snorkeling (selam permukaan). Selain itu, di kawasan pulau ini terdapat sebuah dermaga kayu sepanjang 500 meter dan dibangun dari garis pantai yang terjuntai ke laut.
Di kawasan pulau ini juga terdapat sumur tiga rasa atau yang sering dikenal dengan nama sumur Jodoh. Sumur ini tepatnya berada di bagian selatan dari Pulau Karampuang. Banyak masyarakat yang percaya bahwa sumur ini bisa mendatangkan jodoh bagi siapa saja baik perjaka ataupun gadis yang meminum air sumur ini. Untuk rasa air di sumur ini memang benar bahwa sumur ini memiliki 3 rasa yang berbeda yakni asin, tawar dan payau.
Tak hanya itu, pulau ini pun dilengkapi dengan sebuah goa yang akrab disebut Goa Lidah. Teman-teman bisa menyusuri lekukan dari goa ini melalui tangga - tangga yang tersedia. Memang sih jika dilihat dari luar, goa ini begitu sangat kecil namun setelah masuk, teman-teman akan disuguhkan sebuah pemandangan berupa ruangan luas dilengkapi dengan dinding kokoh yang terbuat secara alami. Biasanya, goa ini banyak dihuni oleh kelelawar makanya jangan heran jika didalam goa ini banyak dijumpai kotoran kelelawar ataupun kelelawarnya yang sedang bergelantung di dinding-dinding goa.
Bagi teman-teman yang dapat malam di pulau ini, jangan khawatir karena di pulau ini pun sudah tersedia berbagai fasilitas nginap, namun jangan heran jika fasilitas nginap dipulau ini masih terbilang tradisional yang dindingnya hanya terbuat dari anyaman bambu dan tiangnya terbuat dari pohon pinang. Cukup sederhana namun itulah cara masyarakat di pulau ini untuk menjaga kelestarian alam melalui pemanfaatan kearifan lokal.
Gimana keren kan pulau ini? Makanya, buruang berkunjung biar bisa merasakan sensasi dari pulau Karampuang yang berada di bagian barat pulau Sulawesi.
Credit foto by Celebes id