'Nasu Cempa' Kuliner Tradisional Khas Enrekang

Namanya Nasu Cempa kuliner tradisional asal Enrekang. Diambil dari bahasa bugis yang berarti masakan asam. Soal rasa, jangan diragukan.

www.itusaya.com/Jika berkunjung ke tanah Sulawesi tak lengkap rasanya jika hanya sekedar menikmati indahnya pemandangan alamnya yang mempesona. Meskipun spot wisatanya yang memikat, namun tak lengkap rasanya jika tidak mencicipi kuliner khasnya yang memukau dan membuat lidah cetar membahana.

Saya tidak akan bercerita tentang Coto kuliner khas Makassar yang sudah mendunia namun kali ini akan bercerita tentang kuliner khas dari Enrekang sebuah daerah yang kerap disebut Bumi Massenrengpulu.

Namanya Nasu Cempa diambil dari bahasa bugis yang berarti masakan asam. Soal rasa, jangan diragukan. Perpaduan rasa asam dan gurihnya membuat lidah teman-teman tak akan berhenti menikmatinya. Dinamakan Nasu Cemba karena kuliner yang satu ini dimasak dengan menggunakan campuran daun asam atau disebut daun cemba dalam bahasa bugis. Biasanya, daun Cemba tumbuh liar di Kota Bumi Massenrempulu yang artinya pinggiran gunung.

Konon katanya, kuliner ini merupakan warisan nenek moyang. Sehingga disetiap acara baik pernikahan ataupun syukuran tak elok rasanya jika tidak menyajikan masakan yang satu ini.

Cara membuat masakan yang satu ini terbilang mudah, hanya bermodalkan bahan utama berupa daging yang masih melekat di tulang iga sapi, daun-daun cemba, serta bumbu-bumbu lain yang digunakan seperti batang serei, merica atau lada, ketumbar, kunyit, bawang merah dan bawang putih, jahe, lengkuas dan batte kaluku atau kelapa sangrai. Semua bumbu dihaluskan dan ditumis kecuali batte kaluku atau kelapa yang sudah disangrai, lengkuas, serei hanya dimemarkan.

Sementara itu daging iganya dimasak di atas panci besar ukuran 60 liter selama satu setengah jam untuk mencapai keempukan daging yang pas. Selanjutnya di tengah-tengah proses itu, semua bumbu tumis termasuk batang serei yang dimemarkan kemudian tambahkan garam dan penyedap rasa.

Menyusul 2 kilogram batte kaluku atau parutan kelapa sangrainya bersama daun cemba sebanyak setengah kilogram. Beberapa menit setelah semua bumbu dan dagingnya menyatu, aroma sedap mulai menyeruak dan teman-teman pasti tidak sabar untuk segera mencicipinya.

Penasaran ingin mencicipinya makanya buruan berkunjung kesini, sekalian nikmati lelukan paras kota Bumi Massenrempulu yang menawan.

IS Media menggunakan cookie untuk menawarkan dan memastikan pengalaman menjelajah yang lebih baik. Selengkapnya!