'Pallu Basa' Kuliner Khas Makassar

Tak hanya lekukan keindahan alamnya yang mempesona, namun disini teman-teman bisa merasakan nikmatnya sensasi kelezatan kuliner tradisionalnya yang khas masakan kampung yang penuh dengan berbagai macam jenis rempah yang diambil dari alam.

www.itusaya.com/Mungkin teman-teman bingung memilih tempat yang menarik untuk menghabiskan waktu luang di hari libur, pengen jalan namun tak punya arah, pengen istrahat namun bosan tinggal dirumah. Lebih baik berkunjung ke Tanah Sul-Sel, biar bisa merasakan keindahan pesonanya yang menawan dan memikat hati.

Tak hanya lekukan keindahan alamnya yang mempesona, namun disini teman-teman bisa merasakan nikmatnya sensasi kelezatan kuliner tradisionalnya yang khas masakan kampung yang penuh dengan berbagai macam jenis rempah yang diambil dari alam.

Kali ini saya ingin bercerita tentang salah satu kuliner khas Makassar yang wajib dicicipi jika berkunjung ke kota Makassar atau sering pula disebut kota Daeng. Rasanya yang nikmat dan lezat akan membuat lidah teman-teman bergetar tak karuan hingga membuat ketagihan dan pengen terus nambah.

Kuliner ini disebut Pallu Basa, salah satu masakan tradisional Makassar yang mirip dengan coto Makassar bahkan jika dibandingkan seperti pinang dibelah dua. Yang membedakan, pallu basa diberi tambahan kepala parut goreng atau serundeng. Konon awal mula makanan ini, hanya diperuntukkan untuk kelas pekerja seperti kuli bangunan, tukang becak, dan kelas pekerja lainnya. Mengapa demikian, karena pada masa itu Pallu Basa merupakan makanan termurah yang hanya dapat dijangkau oleh para pekerja.

Alasan sehingga Pallubasa menjadi makanan murah karena campuran isi atau daging yang ada di dalam setiap mangkuknya itu bagian yang tidak dibutuhkan oleh pemilik sapi tetapi diberikan kepada si pemotong sapi sebagai jatah atau upah (tawana papolonga).

Bagian-bagian sapi yang tidak dibutuhkan antara lain bakal susu (kandala’po’, bentuk bakal susu yang ketika diangkat dari dandang bentuknya seperti asap knalpot), baluta (darah segar sapi saat disembelih yang ditadah menggunakan batang bambu yang kemudian dibekukan), susu sapi (payudara sapi), biji pelir sapi, usus lurus (parru’ lambusu’), Latto-latto’ (bagian da-ging yang bercampur dengan tulang rawan) dan gantungan jantung. Papolong inilah yang kemudian mengolah sisa-sisa tersebut menjadi makanan yang disebut Pallubasa.

Jika dilihat dari aspek bahan dasanya, dapat disimpulkan bahwa orang Makassar memang doyan makan daging. Apalagi disajikan dengan rempah-rempah yang khas, kuat, dan memiliki cita rasa yang tinggi. Daging dikenal dengan kandungan protein dan korestrol yang tinggi, sehingga dapat membuat tekanan darah menjadi tinggi. Itulah mengapa orang Makassar kebanyakan berwatak keras. Tapi ingat, keras bukan berarti kasar yah. He..

Makanya buruan ke Sul-Sel biar bisa mencicipi kuliner khas yang satu ini.

IS Media menggunakan cookie untuk menawarkan dan memastikan pengalaman menjelajah yang lebih baik. Selengkapnya!