'Mallogo' Permainan Tradisional Masyarakat Bugis

Itusaya.com merupakan media independen yang dikelola secara mandiri dengan menyajikan berbagai keindahan dan keunikan yang ada di alam semesta.

www.inibeda.com/Mallogo merupakan permainan tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan, Indonesia. Dalam bahasa Bugis disebut dengan Mallogo sedangkan dalam bahasa Makassar disebut dengan Allogo. Mallogo atau Allogo adalah permainan tradisional yang menjadikan tempurung kelapa kering yang telah dibentuk segitiga sama sisi sebagai objeknya. Lalu dipukul dengan sepotong bambu yang bentuknya seperti pemukul golf.

Dahulu Mallogo dimainkan oleh seluruh kalangan masyarakat Sulawesi Selatan, baik rakyat biasa maupun bangsawan.Sehingga ada dua jenis logo (tempurung bentuk segitiga), yakni logo dari tempurung kelapa untuk rakyat biasa dan logo dari tanduk kerbau, seng, atau besi yang disepuh emas untuk kalangan bangsawan.

Mallogo (allogo) dimainkan oleh dua orang atau lebih, biasanya di halaman rumah atau pinggiran sawah.Sebelum bermain, terlebih dahulu membentuk tim. Setelah terbentuk, masing-masing tim memilih undian atau maccede, untuk mengetahui tim yang memulai permainan.Tim yang menang undian, akan menembak pertama kali(Mallio-lio). Tembakan ditujukan kepada logo yang sudah diatur dengan jarak 2 meter.

Secara umum ada tiga peraturan dalam bermain mallogo, yang pertama pemain dianggap menang jika mampu menjatuhkan semua logo, dan dapat kembali memukul. Kedua, jika pemain pertama tidak dapat menjatuhkan semua logo, maka permainan berpindah ke lawan, dan yang terakhir niai pemenang ditentukan dari jumlah logo yang jatuh.

Setiap peserta memiliki hak menembak sampai 3 kali, namun jika tembakan tidak kena sasaran, maka peserta tersebut dianggap gugur.Sebaliknya apabila tembakan kena sasaran yang dituju, maka terus diberi kesempatan untuk menembak hingga sasaran terakhir.Bagi peserta yang bisa menembak tepat sasaran dengan jarak 20 meter, maka dialah pemenangnya.

Selain menghibur, permainan ini juga memiliki nilai-nilai luhur, diantaranya melatih ketangkasan, menjaga kekompakan, memiliki nilai seni pada bentuk dan alat pemukulnya, dan melestarikan tradisi, yang merupakan warisan leluhur.

Sayangnya, permainan ini kini mulai terkikis dengan hadirnya permainan moderen yang bersifat digital, sehingga menjadikan generasi sekarang kurang mengenal bahkan tidak tahu sama sekali tentang permainan ini yang memiliki nilai pendidikan dan sifat kerjasama yang tinggi.

IS Media menggunakan cookie untuk menawarkan dan memastikan pengalaman menjelajah yang lebih baik. Selengkapnya!