Pantai Ujung Tiro, namanya tak setenar wisata yang lain di kota ini seperti seperti Tanjung Bira, Pantai Bara, atau pun Tebing Apparalang. Namun, pesona yang dipancarkan wisata ini tak kalah kerennya. Mampu menghipnotis mata teman-teman karena keelokan rupanya yang menawan. Untuk sampai kesini dibutuhkan kira-kira 90 menit dari kota kabupaten dengan menempuh jarak sekitar 50 kilometer kearah utara.
Untuk akses masih kurang memadai. Kondisi jalan yang sempit serta bergelombang membuat pilihan kendaraan masuk pun kurang. Hanya kendaraan roda dua yang mampu melaluinya. Suasana perjalanan pun masih sunyi, menyusuri hutan yang masih alami. Alangkah baiknya menggunakan roda dua untuk sampai kesini.
Konon katanya sebelum menjadi destinasi wisata, tempat ini hanya diperuntukkan untuk para “ Buhung Lantang” istilah bagi kalangan konglomerat dimasa lalu. Hanya dari kalangan ini yang bisa berada di sekitar pantai ini. Pada masa itu, pantai ini dijadikan sebagai tempat pemberangkatan kapal.
Setelah itu, pantai ini tak lagi dikunjungi, hilang dan tak tak terdengar lagi. Bahkan jalan menuju pantai ini pun tertutup bahkan hilang. Sehingga 2014 lalu kawanan mahasiswa yang KKN kembali membuka akses ke pantai ini, hingga saat ini kembali dimita pengunjung.
Pantai Ujung Tiro, jika dipandang, sekilas mirip Tanah Lotnya Bali, atau Pantai Balekambang nya Malang. Namun, suasana pantai ini sepi, sunyi, masih jarang dikunjungi, sehingga perawakannya masih alami. Hal inilah yang membuat pantai ini indah karena tak terjamah oleh tangan-tangan jail yang serakah. Merusak alam untuk sekedar mencari keuntungan semata. Cie, penulis lagi sensi. wkwkwkWisata ini menyuguhkan pulau kecil di tengah laut, bentangan jembatan kayu menjadi penghubung untuk bisa sampai ke pulau ini. Entah ini bisa dibilang pulau atau hanya batu karang yang kebetulan bentuknya menyerupai pulau. Silahkan teman-teman nilai sendiri. Dari tempat ini teman-teman bisa melihat birunya laut dan jernihnya air yang seakan menyatu, serta kondisi karang beserta biota laut yang ada di bawahnya pun membuat mata teman-teman akan terbelalak. Pokoknya keren deh.
Lain halnya soal makanan, disini tak seramai di pantai Bira, kurangnya pengunjung membuat jajanan disini hampir tak ada. makanya, penulis menyarankan teman-teman untuk membawa bekal biar tidak kelaparan. Soal biaya masuk jangan khawatir cukup dengan menyiapkan secangkir kopi dari warung tetangga.